INDUKSI MATEMATIS
Penalaran Induktif Dan Deduktif
Penalaran induktif dan deduktif adalah dua cara
mengambil kesimpulan. Jika penalaran deduktif berangkatnya dari sesuatu yang
berlaku secara umum ke sesuatu yang khusus, penalaran induktif justru
sebaliknya. Penalaran induktif diperoleh dari menyimpulkan kasus-kasus.
Penalaran induktif biasanya digunakan untuk mengembangkan pengetahuan yang
bersifat empiris, dan penalaran deduktif biasanya digunakan untuk mengembangkan
pengetahuan yang bersifat abstrak. Namun demikian, dua cara ini perlu dimiliki
siswa yang sedang belajar, termasuk belajar matematika. Dengan penalaran
induktif, siswa akan sampai pada suatu pernyataan yang dikenal dengan istilah
konjektur (dalam bahasa Inggris disebut conjecture) yang belum tentu benar
secara mutlak. Dengan penalaran deduktif, kebenaran yang diperoleh merupakan kebenaran
mutlak. Bagaimana dengan induksi matematis, apakah ini termasuk penalaran
induktif atau deduktif? Mari kita perhatikan contoh-contoh berikut.
Contoh 1.
Perhatikan pernyataan berikut.
Apapun bilangan asli yang kita substitusikan
pada n dalam bentuk n2 - n + 41, maka hasilnya pasti
bilangan prima.
Mari kita substitusikan beberapa bilangan asli
berturut-turut ke dalam tabel berikut.
n +41
Dari kolom ketiga di atas, tampak bahwa semua
bilangan adalah bilangan prima. Kalau kita menggunakan kasus-kasus di atas
untuk mengambil kesimpulan, maka kita dapat menyimpulkan bahwa n2 - n + 41 adalah bilangan prima untuk
apapun bilangan n-nya. Penalaran semacam ini kita sebut penalaran induktif.
Penalaran semacam ini sah-sah saja, dan ini yang
sering terjadi dalam pengembangan ilmu-ilmu alam atau sosial. Kesimpulannya
diperoleh dengan cara induktif.
Di dalam matematika, kebenaran suatu pernyataan
itu harus bersifat absolut/mutlak. Kalau dikatakan bahwa n2 - n + 41 adalah bilangan prima untuk
setiap bilangan asli n, maka pernyataan ini harus benar untuk bilangan asli apapun. Sayangnya,
pernyataan bahwa n2 - n + 41 adalah bilangan prima untuk setiap n bilangan asli adalah tidak benar.
Sebagai contoh, untuk n = 41 maka nilai n2 - n + 41 adalah bilangan yang habis
dibagi 41. Karenanya, untuk n = 41, nilai n2 -
n + 41 adalah 412 – 41 + 41 = 412 yang jelas bukan
bilangan prima. Artinya, kesimpulan dari hasil penalaran induktif tidak selalu
benar untuk semua nilai n. Oleh karenanya secara matematis tidak bisa diterima sebagai
kebenaran mutlak.
Contoh 2.
Jika p adalah bilangan prima, maka kita cenderung
mengambil kesimpulan dari penalaran induktif bahwa 2p - 1 adalah bilangan prima juga. Mengapa demikian?
Coba kita substitusikan beberapa bilangan.
Jika p = 2, 3, 5, 7 maka 2p -1 akan bernilai 3, 7, 31, 127 yang semuanya adalah
bilangan prima.
Tetapi, kalau kita substitusikan p = 11, maka hasilnya adalah
2047 yang bukan bilangan prima. Sebab 2.047 memiliki faktor lain selain 1 dan
2047 yaitu antara lain 23 dan 89. Periksalah bahwa 23 x 89 = 2.047.
Jadi, penalaran induktif yang umum seperti itu
tidak menjamin diperolehnya pernyataan yang benar untuk setiap bilangan asli.
Contoh 3
Sekarang perhatikan pertidaksamaan n < 2n. Apakah pertidaksamaan itu
benar untuk semua bilangan asli n?
Mari kita periksa kebenaran pertidaksamaan
tersebut dengan mensubstitusikan 10 bilangan asli yang pertama ke dalam tabel
berikut.
n
Untuk 10 bilangan asli yang pertama tampak bahwa
pertidaksamaan ini benar. Kenyataannya ini juga berlaku bahwa apapun bilangan
asli n tertentu yang kita pilih,
maka pertidaksamaan n < 2n. Ini juga akan benar. Apakah
dengan kegiatan penalaran induktif ini kita sudah membuktikan dan menyimpulkan
bahwa pertidaksamaan n < 2n benar untuk semua bilangan
asli n ?
Contoh 3
Selidiki untuk bilangan asli n mana saja pertidaksamaan 3n > n3 bernilai benar. Dengan
mengunakan tabel berikut, kita akan mengecek kebenaran pertidaksamaan di atas
untuk 8 bilangan asli yang pertama.
Dari tabel di atas, tampak bahwa untuk tiga
bilangan asli pertama, pertidaksamaan bernilai salah. Pertidaksamaan baru
bernilai benar setelah bilangan asli 4 ke atas. Dengan kegiatan penalaran
induktif, dapat disimpulkan bahwa pertidaksamaan 3n > n3 benar untuk semua bilangan
asli n yang lebih atau sama dengan
4.
Penarikan kesimpulan secara induktif yang umum
ini tidak bisa diterima sebagai kebenaran mutlak di dalam matematika.
Lain halnya dengan induksi matematis. Prinsip induksi matematis
merupakan teorema yang dapat dibuktikan kebenarannya (bukti teorema tersebut
dapat kamu pelajari pada Buku Matematika di Perguruan Tinggi). Kebenaran yang diperoleh
pada Prinsip Induksi Matematis merupakan kebenaran yang berlaku dalam semesta
pembicaraannya. Dengan demikian, prinsip induksi matematis merupakan penalaran
deduktif. Prinsip induksi matematis itulah yang akan kita pelajari sekarang.
Kalau Anda sudah membaca pendahuluan di atas,
khususnya di bagian akhir, tentunya Anda pasti ingin tahu tentang apa induksi
matematis itu. Mungkin Anda akan bertanya:
1. Apa sebenarnya induksi matematis itu?
2. Apa bedanya induksi
matematis dengan penalaran induktif yang biasa kita kenal itu?
3. Untuk hal yang bagaimana induksi matematis
itu digunakan?
4. Mengapa induksi
matematis bisa diterima sebagai prinsip pembuktian yang valid dalam matematika
(penalaran deduktif)?
Sekarang, tuliskan pertanyaan Anda pada tempat
yang disediakan berikut. Buatlah pertanyaan yang berkenaan dengan apa yang Anda
amati pada induksi matematis. Sila tuliskan pertanyaan Anda di kotak berikut
atau di buku catatan Anda.
Mudah-mudahan Anda semua mempertanyakan
1. Apa sebenarnya induksi matematis itu?
2. Mengapa induksi matematis merupakan suatu
penalaran deduktif?
3. Bagaimana menggunakan
induksi matematis dalam pembuktian suatu pernyataan?
Kalau Anda menanyakan ini, berarti Anda memang
ingin memahami apa yang dimaksud dengan induksi matematis, mengapa induksi
matematis merupakan suatu penalaran deduktif, dan bagaimana induksi matematis
digunakan dalam pembuktian matematis. Sekarang perhatikan tahap awal penalaran
dalam Induksi Matematis.
Bersambung....!
mengapa induksi matematis bisa di terima sebagai prinsip pembuktian yang valid dalam matematika
ReplyDeleteJawaban 3n>n
ReplyDeleteJawaban 3n>n
ReplyDeleteWhy the rise of a casino and gambling - drmcd
ReplyDeleteWhile many gamblers 여주 출장안마 were attracted to slot machines, most were not. 충주 출장샵 Today, more and more gamblers gamble 군포 출장안마 via electronic Feb 이천 출장안마 18, 2018 · Uploaded by drmcd 제천 출장샵